Darurat: Timur Belum Merdeka?
Oleh: Ismail Syam
(Guru Antropologi Halmahera Utara)
Baru kemarin masyarakat Indonesia merayakan Hari kemerdekaan yang ke-80. Perayaan kemerdekaan selalu disambut dengan euforia. Berbagai lagu dan twibbon ditambah foto terbaik bertema kemerdekaan kembali bertebaran di sosial media.
Pertandingan dan perlombaan dilaksanakan. Dibalik semarak kemerdekaan itu, muncul tanda tanya. Apakah di hari kemerdekaan Indonesia ke-80, masyarakat benar-benar merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya ? Ataukah hanya kebohongan dalam kemerdekaan ? Mari kita merenung sejenak untuk berpikir.
Baca Juga: Merdeka dalam Ilusi
Dalam UUD 1945 tercantum secara tegas bahwa tujuan kemerdekaan adalah memberikan perlindungan, memastikan kesejahteraan masyarakat, memberikan pendidikan yang layak serta memastikan setiap kebijakan yang dibuat harus adil.
Hal ini tentunya selaras dengan prinsip dasar demokrasi yakni "dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat". Meneropong dari Indonesia bagian timur. Wilayah yang kerap terlupakan dan tak dilirik oleh pemerintah pusat.
Ternyata masih menyimpan sejuta harapan untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Harapan agar dapat hidup dengan kesejahteraan dan kemakmuran.
Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi, Sabtu 30 Agustus 2025
Namun, yang masyarakat dapatkan yakni harga bahan pangan yang masih melambung tinggi. Sesekali bahkan pangan menjadi langka. Beras dan bahan pokok lainnya kerap sulit untuk didapatkan.
Sama seperti langkanya barang penting yakni bensin dan minyak tanah. Barang penting yang strategis dan mempengaruhi hajat hidup masyarakat.
Baca Halaman Selanjutnya..