1. Beranda
  2. Opini

Danger Zone Pengolahan Produk MBG

Oleh ,

Oleh: Ahmad Talib
(Guru Besar Perikanan, Universitas Muhamamadiyah Maluku Utara dan Ketua Yayasan PUKAT-MU Wakil Ketua Persatuan Ahli Pangan Indonesia (PATPI) Cabang Ternate)

Kehadiran ulat atau larva dalam makanan umumnya menandakan proses dekomposisi atau pembusukan yang tidak terdeteksi.

Konsumsi makanan yang sudah terkontaminasi ulat atau telur serangga dapat berisiko menimbulkan berbagai efek terutama pada kesehatan.

Baca Juga: MBG: Antara Gizi dan Masalah

Beberapa waktu lalu ada kasus yang menimpa produk MBG yang diperuntukkan oleh Siswa-siswi di Kota Ternate, kasus tersebut bahkan mendapat respons dari pemerintah pusat dengan berkunjungnya Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dante Saksono Harbuwono ke Kota Ternate.

Beliau bahkan memberikan tanggapannya terkait sejumlah persoalan yang terjadi dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Ternate, termasuk dugaan keracunan 17 siswa SMK Negeri 5 dan temuan belatung di MTSN 1 Ternate.

Dalam kunjungan tersebut sempat melihat dapur produksi serta peralatan yang digunakan pada prinsipnya semua memenuhi syarat.

Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 9 Agustus 2024

Namun perlu dipahami bahwa kasus belatung dan dugaan keracunan merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari pengolahan pangan yang tidak hygenis. Produk pangan merupakan bahan pangan yang mudah sekali mengalami kerusakan (highly perishable food).

Oleh karena itu faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan bahan pangan dan menjadi zona bahaya perlu diwaspadai.

Baca Halaman Selanjutnya..

Baca Juga