1. Beranda
  2. Halmahera Selatan
  3. Maluku Utara

Jawab Tantangan Industri Global, Harita Nickel Buka Pelatihan Bahasa Mandarin

Oleh ,

Labuha, Malutpost.com — Di tengah geliat industri nikel yang kian kompetitif dan terbuka terhadap investasi asing, Harita Nickel kembali mengambil langkah strategis dalampemberdayaan generasi muda. Melalui program PeningkatanKeahlian dan Keterampilan Pemuda (PELITA) yang kinimemasuki batch ketiga, perusahaan ini mengarahkan fokuspelatihan pada kemampuan berbahasa Mandarin, bahasayang kini memegang peranan penting dalam komunikasiindustri global.

Setelah dua angkatan sebelumnya berhasil mencetakpuluhan tenaga kerja terampil di bidang teknis, sepertioperator untuk wheel loader dan overhead crane, kali iniHarita Nickel mempersiapkan pemuda dari desa Soligi dan Kawasi untuk menghadapi tantangan yang lebih global: komunikasi lintas budaya.
“PELITA bukan sekadar pelatihan keterampilan, tapi bagiandari strategi besar kami dalam membekali pemuda lokaldengan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan industrisaat ini. Kami ingin mereka punya dayasaing, bukan hanya di tingkat lokal, tapi juga nasional bahkaninternasional,” terang Ifan Farianda, Community Development Manager Harita Nickel.
Pemilihan bahasa Mandarin sebagai fokus pelatihan bukantanpa alasan. Seiring meningkatnya kolaborasi dengan mitrakerja dari Tiongkok, komunikasi menjadi salah satu tantanganyang kerap muncul di lapangan. Harita Nickel meresponstantangan ini dengan membangun kapasitas anak-anakmuda di sekitar wilayah operasionalnya.
“Bahasa Mandarin kini menjadi salah satu bahasainternasional paling strategis. Tenaga kerja lokal yang bisamenjembatani komunikasi tentu sangat dibutuhkan,” lanjutIfan.
Untuk menyelenggarakan pelatihan ini, Harita Nickel menggandeng lembaga pelatihan bahasa berbasis di Jakarta yang juga memiliki jejaring internasional di Singapura. Program ini akan berlangsung selama enam hingga tujuhbulan, dengan materi mencakup tiga level sertifikasi HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) yakni: HSK 1, HSK 2, dan HSK 3, yang merupakan standar internasional dalam penguasaanbahasa Mandarin.
Sebanyak 30 peserta terpilih dari desa Soligi dan Kawasimengikuti pelatihan ini. Mereka dibagi dalam dua kelompokutama: kelas reguler untuk lulusan SMA yang belum bekerja, serta kelas pelajar bagi siswa SMA kelas dua dan tiga. Strategi ini, menurut Ifan, bertujuan memberikan bekal sejakdini sebelum para peserta masuk ke dunia kerja atau bahkanmelanjutkan studi ke luar negeri.
“Target kami adalah agar peserta dapat mencapai HSK level 3. Dengan sertifikasi ini, mereka sudah mampu melakukankomunikasi dasar dalam lingkungan kerja, termasuk sebagaipenerjemah pemula atau staf administrasi,” jelasnya.
Namun, suksesnya program ini tak lepas dari dukunganbanyak pihak. Ifan menekankan pentingnya sinergi antaraperusahaan, pemerintah desa, dan keluarga peserta. “Kami percaya, jika semua elemen bekerja sama, hasilnya akannyata: pemuda yang lebih siap, lebih percaya diri, dan lebihberdaya.”
Melalui PELITA, Harita Nickel tak hanya membangunkompetensi individu, tetapi membawa desa-desa di pesisirpulau Obi menuju peta ekonomi global yang lebih besar.(ril/kun)

Baca Juga