Catatan
Mentalitas Pemimpin
Oleh: Herman Oesman
(Dosen Sosiologi FISIP UMMU)
"...kita membutuhkan pemimpin yang berpikir jangka panjang, bertindak berdasarkan integritas..."
Dalam konteks perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang cepat, mentalitas pemimpin menjadi faktor krusial dalam menentukan arah dan kualitas kepemimpinan. Mentalitas pemimpin tidak sekadar mencakup kemampuan teknokratis atau administratif, tetapi lebih dalam dari itu.
Meliputi : nilai, karakter, cara pandang, dan orientasi tindakan yang memengaruhi keputusan dan gaya memimpin. Sebuah bangsa, daerah, organisasi, atau komunitas sangat tergantung pada kualitas mentalitas para pemimpinnya.
Baca Juga: Pemerintah Daerah, Mitigasi Bencana, Edukator Publik
Mentalitas pemimpin merujuk pada seperangkat sikap mental, nilai, keyakinan, dan kebiasaan berpikir yang membentuk cara seseorang menjalankan peran kepemimpinan.
John C. Maxwell menyebut bahwa "kepemimpinan adalah pengaruh" (Maxwell, 2007 : 13), dan pengaruh itu muncul dari kualitas karakter, integritas, dan visi. Mentalitas pemimpin, oleh karena itu, merupakan akar dari pengaruh tersebut.
Seorang pemimpin yang memiliki mentalitas kuat akan menunjukkan sikap tangguh dalam menghadapi tekanan, bersedia belajar dan mendengar, serta memiliki keberanian untuk membuat keputusan yang tidak populer namun benar.
Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 29 Juli 2024
Pemimpin semacam ini biasanya memiliki orientasi jangka panjang dan mampu meletakkan kepentingan kolektif di atas kepentingan pribadi.
Salah satu fondasi utama dalam mentalitas kepemimpinan adalah etika dan integritas. Menurut Alasdair MacIntyre dalam After Virtue (1984), kepemimpinan etis berakar dari karakter moral yang dibentuk dalam komunitas dan melalui kebiasaan.
Baca Halaman Selanjutnya..