Temu Alumni: Kampus adalah Laboratorium Intelektual
Oleh: Sahib Munawar, S.Pd.I,. M.Pd
(Akademisi)
Kampus seyogyanya dijadikan sebagai wadah untuk mengukur kualitas, Intelektualitas serta integritas bukan lagi pada wilayah untuk mencari kuantitas pasca Alumni. Kampus yang berlabelkan Islam harus dapat menciptakan parah intelektual yang moderat.
Sebab Masyarakat pada saat ini membutuhkan kehadiran Intelektual,Cendikiawan yang profesional dalam bidangnya yang memiliki pemahaman Keagamaan yang Moderat. Kita sekarang telah menghadapi yang namanya krisis Pendidikan di era Modern atau lebih trennya digitalisasi/ AI.
Baca Juga: Filsafat yang Disalahpahami Dekonstruksi, Tuduhan Salafi
Sebagai Alumni dan juga Pendidik saya menawarkan sebuah Konsep yang dalam Pendidikan Filsafat disebut sebagai Perenialisme Yaitu" mengutamakan kepentingan pada norma dan praktik pendidikan masa lalu yang dianggap lebih ideal dan terbukti tahan uji.
Yaitu nilai nilai luhur seperti kejujuran, kerja keras, gotong royong dan metode pembelajaran yang menekankan pada hafalan dan pemahaman teks klasik, meskipun pendekatan ini menawarkan solusi yang
menarik tapi perlu diingat bahwa dunia telah berubah secara signifikan.
Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 24 Juli 2025
Nilai nilai masa lalu perlu diadaptasi dan dipadukan dengan keterampilan abad ke-22 ini Agar selalu Relevan dengan tantangan pendidikan pada saat ini.
Dalam konteks Globalisasi dan Keberagaman Agama Moderasi Beragama Sudah Menjadi Topik yang semakin penting di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan Khususnya di Maluku Utara bahwa Perkembangan ini ditandai dengan munculnya berbagai aliran, mulai dari yang moderat hingga yang ekstrem dalam praktik keagamaan.
Baca Halaman Selanjutnya..