Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Desa Berdaya PLN UIP MPA Gelar Dialog dan Praktik Pembibitan Mangrove hingga Tanam Telur Mamoa
Tobelo, malutpost.com -- Momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025, Desa Berdaya PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Maluku dan Papua (UIP MPA) yang dikelola oleh Program Studi Kehutanan Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa Universitas Halmahera (Uniera) kembali menunjukkan sinergi nyata dalam aksi konservasi lingkungan.
Dengan mengusung tema "Ekoteologi: Membangun Peran Pemeluk Agama Merawat Alam Ciptaan Tuhan", kegiatan digelar pada Rabu (5/6/2025) dan dipusatkan di kawasan pesisir Pantai Wauwo, Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Halmahera Utara sebuah wilayah bernilai konservasi tinggi yang menjadi habitat bagi spesies endemik dan dilindungi seperti burung mamoa Eulipoa wallacei serta penyu.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Unit Pelaksana Proyek Maluku dan Papua (UPP MPA) 2, mahasiswa serta dosen Program Studi Kehutanan dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selain kegiatan ini juga melibatkan berbagai unsur penting seperti pengelola area konservasi Mamuya, tokoh masyarakat, sanggar budaya Gogaro Nyinga, hingga mitra strategis.
Dibuka secara resmi oleh Dr. Ebedly Lewerissa, S.Hut., M.Sc., yang mewakili Ketua Program Studi Kehutanan Uniera. Dalam sambutannya, Ia menekankan pentingnya pelestarian lingkungan tidak hanya sebagai tanggung jawab ilmiah, tetapi juga sebagai ekspresi iman dan rasa syukur manusia kepada Sang Pencipta.
"Konservasi alam sesungguhnya tidak terlepas dari kesadaran spiritual kita. Iman yang sejati seharusnya mendorong kita bukan hanya memanfaatkan ciptaan Tuhan, melainkan juga merawatnya. Karena itu, keterpaduan antara iman, ilmu pengetahuan, dan aksi konservasi menjadi fondasi penting dalam membangun peradaban yang selaras dengan alam," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Konservasi, Fiktor Imanuel Boleu, S.Si., M.Si., menambahkan bahwa konsep edu-ekowisata yang tengah dikembangkan di Mamuya sejak 2024 mengintegrasikan aspek pendidikan lingkungan, konservasi spesies, perlindungan habitat, sekaligus penguatan sektor wisata berbasis kearifan lokal.
"Tahun ini kita akan memperluas kolaborasi dengan komunitas budaya lokal seperti Sanggar Gogaro Nyinga, agar tercipta harmoni antara konservasi ekologi dan penguatan sosial budaya masyarakat. Dukungan PLN Peduli memungkinkan pengembangan berbagai fasilitas seperti pondok wisata, kandang observasi burung mamoa dan penyu, nursery mangrove, hingga penyediaan perahu operasional yang seluruhnya menunjang upaya konservasi sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal," terang Fiktor.
Baca halaman selanjutnya ..