Oleh: H. Muhammad Sjarif, S.IP,. M.Si
(Kadis Lingkungan Hidup Kota Tidore Kepulauan)
Sekelompok Anak muda yang tergabung dalam Komunitas “Ruang Tengah”, dengan jargon Muda Berkolaborasi, Kota Bertransformasi, dilibatkan oleh Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, untuk mengikuti Munas VII Asosiasi Pemerintah Kota se -Indonesia (APEKSI) di Surabaya, Jawa Timur pada 6 hingga 10 Mei 2025.
Walhasil, walaupun baru perdana tampil dalam Apeksi kali ini,tetapi anak muda kreatif Tidore ini berhasil menjadi juara terbaik ke-dua dari 98 delegasi kota di Indonesia dalam salah satu ajang kegiatan Munas Apeksi : Indoneisan International Art Festival di Kota Surabaya.
Rangkaian kegiatan Munas Apeksi itu telah ditutup dengan resmi pada tanggal 10 Mei 2029 yang lalu. Apa Lesson Learnt yang patut kita ambil dari kegiatan Munas Apeksi Surabaya?
Pertama : Peran Anak muda sebagai agent of change
Salah satu rangkaian kegiatan APEKSI adalah Youth City Changers (YCC) atau Kolaborasi Komunitas Muda Kota. Ajang YCC 2025 selama dua hari , menjadi platform penting bagi 116 delegasi pemuda terbaik dari 98 kota di Indonesia untuk bertukar gagasan dalam menyusun suara kepemudaan terkait pembangunan kota maju dan berperadaban modern.
Dalam sesi curah ide anak muda itu, setiap delegasi menyampaikan warna warni gagasan dari daerah masing-masing. Dari Kota Surabaya misalnya, Nova Sri Widawati dan Mohamad Riski, mengusung solusi inovatif terkait pengelolaan sampah berbasis aplikasi dan mengampanyekan pentingnya gerakan memilah sampah dari rumah.
Berangkat dari keprihatinan tentang sampah, ia bersama rekannya menggagas aplikasi “Smart Waste Sorting” sebagai solusi penanganan permasalahan sampah dan krisis iklim di Kota Surabaya. Mereka menjadi contoh dan panutan bagi orang lain, serta memiliki komitmen untuk membuat perbedaan yang bermanfaat.
Baca Halaman Selanjutnya..
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto saat menjadi narasumber pada acara YCC APEKSI , mengatakan keberadaan anak muda yang memiliki potensi, semangat, dan energi besar akan membantu pemerintah daerah dalam membangun inovasi dan meningkatkan layanan publik.
Peran anak muda juga sangat penting dalam hal keterlibatan politik. Mereka bisa menjadi agen perubahan atau agent of change dalam proses pembuatan kebijakan pemerintah kota.
Melalui partisipasi dalam agenda yang relevan dengan masalah yang mereka pedulikan, seperti pendidikan, lapangan kerja, atau lingkungan.
Dalam era di mana informasi dan teknologi tersedia di ujung jari, anak muda memiliki kesempatan luar biasa untuk berpartisipasi dalam pemerintahan kota mereka. Anak muda adalah sumber energi dan ide segar.
Mereka membawa semangat perubahan yang sangat dibutuhkan dalam pemerintahan kota. Namun, mereka juga memerlukan dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk dapat berperan aktif.
Dalam hal ini, pemerintah kota perlu memberikan ruang dan dukungan bagi anak muda untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan menjalankan inisiatif-inisiatif yang dapat memajukan kota.
Secara nasional, sekitar 24% atau 68 juta jiwa dari total penduduk Indonesia berada dalam kelompok usia pemuda (16-30 thn). Jika kita mengasumsikan proporsi ini berlaku di Kota Tidore Kepulauan, maka diperkirakan ada sekitar 28.800-29.000 jiwa pemuda di Kota Tidore Kepulauan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Potensi ini perlu diberdayakan dan diarahkan kepada hal positif. Mengaktifkan pikiran kritis melalui debat dan diskusi, memberi ruang bagi anak muda untuk ekplorasi di setiap moment, merencanakan proyek kreatif, menumbuhkan minat dalam seni, mendorong kegiatan menulis dan menghidupkan rasa inovasi.
Pemerintah kota juga dapat menciptakan program-program pelatihan dan pendidikan untuk membekali anak muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam berperan aktif dalam pemerintahan kota.
Dengan cara ini, mereka dapat menjadi mitra yang berharga dalam membangun kota yang lebih baik. Begitu besarnya peranan pemuda dalam melakukan perubahan.
Sejalan dengan jargon Presiden Soekarno untuk membangkitkan semangat para pemuda yaitu “ Beri aku 1000 orang tua , niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”.
Kedua ; Peran Kepemimpinan
Figur muda Walikota Surabaya mendapat apresiasi dari dua tokoh penting nasional, yakni Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto dan Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq.
Keduanya bahkan merekomendasikan Surabaya menjadi percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia maupun global terutama dari sisi kebersihan dan peran aktif kaum muda dalam pembangunan kota.
Baca Halaman Selanjutnya..
“Kota Surabaya ini berubah karena kaum mudanya”, demikian Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Di setiap kecamatan akan dibuka tempat kreatif untuk anak muda. Di HiTech Mall, Surabaya Expo Center dan Rumah Gen Z akan diisi komunitas-komunitas anak muda. Ini jadi komitmen kami.
Peran Kepemimpinan menjadi salah satu faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi dalam menghadapi perubahan positif.
Figur pemimpin yang dekat dengan anak muda sering kali memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah memahami aspirasi dan kebutuhan mereka, mampu berkomunikasi dengan efektif, dan memiliki gaya kepemimpinan yang modern serta inklusif. terbuka terhadap ide-ide baru dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Realitanya seorang pemimpin dapat mempengaruhi semangat kerja seseorang. Orang yang awalnya tidak bergairah dalam melakukan pekerjaan bisa saja tiba-tiba bergairah akibat dari adanya pemberian semangat dari seorang pemimpin.
Menurut Ermita (Ermita, 2015), kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang disenangi oleh bawahan dan dapat mempengaruhi pandangan bawahan secara positif terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Ketiga; Kolaborasi dan Sinergi
Mimpi besar Indonesia menuju tahun 2045 adalah seluruh kota, termasuk 98 anggota APEKSI, memiliki kapasitas fiskal yang semakin kuat dari tahun ke tahun sehingga dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat.
Baca Halaman Selanjutnya..
Mimpi besar ini tentunya perlu didukung dengan bangunan kerjasama dengan semua pemangku kepentingan di daerah. Pada Munas APEKSI 2025, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah (Pemda) dan anak muda menjadi fokus utama.
Sinergi dan Kolaborasi yang perlu dibangun pemda dengan anak muda antara lain;
a). Pengembangan Kewirausahaan Pemuda: pemda dapat memberikan dukungan kepada anak muda yang ingin mengembangkan usahanya, misalnya melalui pelatihan, pendanaan, atau kemudahan akses ke pasar.
b). Partisipasi dalam Pembangunan: Anak muda dapat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan berbagai program pembangunan, seperti perencanaan ruang terbuka hijau, pengembangan pariwisata, atau pengembangan infrastruktur.
c). Pengembangan SDM: Pemda dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga pelatihan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan pengembangan keterampilan khusus yang dibutuhkan.
d). Pengembangan Teknologi dan Inovasi: Anak muda yang memiliki keahlian dan pengetahuan di bidang teknologi dapat dilibatkan dalam pengembangan aplikasi, sistem informasi, atau inovasi lainnya yang dapat meningkatkan pelayanan publik dan efisiensi pemerintahan.
e). Pengembangan Keterampilan Digital: Pemda dapat memberikan dukungan kepada anak muda untuk mengembangkan keterampilan digital, misalnya melalui pelatihan, akses internet, atau program pengembangan aplikasi.
f). Promosi Pariwisata: Anak muda dapat dilibatkan dalam pengembangan dan promosi pariwisata, misalnya melalui media sosial, komunitas pariwisata, atau kegiatan seni dan budaya.
Baca Halaman Selanjutnya..
g). Pengembangan Seni dan Budaya: Pemda dapat bekerja sama dengan anak muda untuk mengembangkan seni dan budaya lokal, misalnya melalui pertunjukan, festival, atau pelatihan.
h). Pengembangan Lingkungan Hidup :Anak muda dapat dilibatkan dalam upaya pelestarian lingkungan, misalnya melalui kegiatan penanaman pohon, pembersihan pantai, atau kampanye lingkungan, pengelolaan sampah.
Peluang dan Harapan
“Tidore tidak memiliki tambang, tapi anak muda kreatif akan membangun tanpa merusak lingkungan”. Penggalan kalimat ini selalu disuarakan oleh Walikota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen,SE atau yang lebih akrab disapa ayah Erik dalam setiap kesempatan untuk memberikan motivasi bagi anak muda untuk berkolaborasi membangun kota yang aman, nyaman dan ramah untuk semua.
Komitmen yang sungguh-sungguh dan kedekatan special ayah Erik dan Abang Leman dengan kaum muda Tidore adalah peluang emas bagi generasi muda untuk mulai berkiprah secara positif untuk peradaban kota. Satu prestasi Nasional sudah ditorehkan. Kapan lagi ?? Semoga… (*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Kamis, 15 Mei 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/05/kamis-15-mei-2025.html