Oleh : Alfajri A. Rahman
(Bendahara KONI Ternate)
Ikhlas. Salah satu kata yang tidak bisa ditebak dan diterjemahkan. Namun sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ikhlas berarti bersih hati, tulus hati.
Dalam hal hubungan sesama manusia, ikhlas adalah memberi pertolongan dengan ketulusan hati. Sementara itu, keikhlasan berarti sebuah kejujuran atau kerelaan. Sebagai pejabat publik semsestinya tidak bisa diberikan label sesuai tulisan yang sementara dibaca.
Dalam upaya mewujudkan kesuksesan di suatu daerah, tentunya dibutuhkan komponen-komponen penting untuk menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang kokoh dan kuat. Sering kali, kita menjumpai istilah tersebut pada kehidupan sehari-hari.
Kata infrastruktur, tentu yang pertama kali terlintas di benak kita artinya bangunan, fasilitas serta hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan.
Pembangunan infrastruktur memiliki peran krusial dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur yang memadai dan canggih menciptakan lingkungan yang mendukung bisnis dan investasi.
Baca Halaman Selanjutnya..
Jaringan transportasi yang baik memfasilitasi pergerakan barang dan orang yang lebih efisien, mengurangi biaya logistik dan memperluas pasar.
Pada hari Rabu 15 Januari 2025, Wali Kota Ternate, M Tauhid Solemen di hadapan warga Kecamatan Pulau Hiri, sang sosok MTS berdiri tegak bahkan tidak bisa memberikan sambutan.
Dari lubuk hati yang dalam, wali kota ingin mencucurkan air mata. Tapi sangat tidak nampak para hadirin di peresmian pelabuhan Hiri tersebut. Suasana batin pemimpin pasti berkata alhamdulillah, walaupun banyak kritikan saat pembangunan pelabuhan Hiri.
Pembangunan pelabuhan Hiri memang menuai banyak kritikan pedas, baik di facebook, status WA, bahkan di media cetak dan online.
Dalam setiap rapat dengan OPD terkait terutama Dinas PUPR terus ditekankan segera mungkin pelabuhan Hiri diselesaikan tanpa terkecuali. Pelabuhan Hiri akan menghidupkan pelaku usaha setempat.
Dalam teori pembangunan modernisasi yang diutarakan oleh Rostow yang membagi proses pembangunan menjadi lima tahap. Masyarakat tradisional, prakondisi untuk lepas landas, lepas landas, bergerak ke kedewasaan, dan zaman konsumsi massal yang tinggi.
Baca Halaman Selanjutnya..
Tentunya, menjadi kajian bagi pemerintah untuk dilaksanakan dan tidak mengesampingkan apa yang dimaksud Rostow. Weber juga berpendapat, suatu pembangunan juga tidak terlepas dari nilai budaya terutama nilai agama masyarakat setempat.
Tidak hanya berhenti di situ, pelabuhan Hiri adalah amanah dari mendiang almarhum Syamsisr Andili pernah berpesan ke Tauhid Soleman.
Membangun Hiri harus menggunakan hati dan wali kota mewujudkan pesan tersebut. Ketika rencana peresmian, muncul mendapat bahwa ada masyarkat tidak setuju dengan desain atau konsep pelabuhan. Namun itulah risiko apa yang dilakukan belum tentu diterima meski positif.
“Saya bertekad membangun pelabuhan penyeberangan ke Hiri, karena kita tahu persis jika cuaca buruk warga kita yang berangkat dari Hiri dan sebaliknya sangat sulit untuk sandar ke pelabuhan dan terpaksa masuk di daerah hol Sulamadaha,” ucap wali kota saat sambutan peresmian.
Pembangunan pelabuhan Hiri merupakan perjuangan panjang yang diinginkan pendahulu yakni almarhum Samsir Andili dan almarhum Burhan Abdurahman demi kepentingan warga yang ada di Hiri.
Sebagai penerus, Tauhid memandang sebagai sebuah proses dari niat awal untuk membangun dermaga Hiri dan pembangunan di Pulau Hiri. Ini adalah bentuk keikhlasan wali kota untuk mewujudkan kepentingan masyarakat Hiri sesuai pesan pendahulunya. (*)