Site icon MalutPost.com

Antara Narasi dan Aksi

Oleh : Fachry Nahar, S.Ag,. MM
(Abna Alkhairaat Kalumpang Ternate, Mantan Aktivis HMI Cabang Ternate 1996-2001. ASN pada INSPEKTORAT Kota Ternate)

“Jejak Kota Rempah Pernah Menciptakan Peradaban Masa Lalu, Dengan Menjadikan Ternate Sebagai Kota Rempah Adalah Cara Memelihra dan Melestarikan Tradisi Sebagai Investasi Masa Depan”. DR. Kasman Hi Ahmad, M. Pd,  (Ketua Orwil ICMI Maluku Utara dan Wakil Bupati Terpilih Kab. Halmahera Utara Perode 2024-2029).

Ternate sebagai kota rempah sudah dikenal lama semenjak era Mesopotamia, produk cengkeh Maluku Utara telah memasuki Afrika Utara untuk dipergunakan sebagai bahan baku Mumi raja-raja Mesir Kuno  oleh Dr. Christian Frans van Frassen seorang ilmuan dari Universitas Leiden yang menulis disertasinya tentang Ternate.

Melalui perdagangan rempah, Ternate telah dikenal dunia sebagai Global Touch yang merupakan jalur globalisasi perdagangan dunia pertama yang secara terminologis dikenal dengan jalinan Jalur Sutera (The Spices Road).

Yang pertama kali dikemukakan oleh seorang geografis berkebangsaan Jerman Baron Ferdinand van Richthofen mendeskripsikan bagaimana Ternate sebagai titik central (titik nol jalur rempah) lalu lintas jalur perdagangan dan hubungan antar bangsa.

Sebagai kota rempah dengan sejarah yang gemilang dan spektakuler mampu membentangkan ekspansi perdagangan hampir menguasai sebagian belahan dunia harus menjadi titik balik kekuatan moral (moral force), untuk mendorong kekuatan sejarah kejayaan masa lalu menjadi pemicu (Trigger) pemantik masa depan.

Prof Yudi Latif dalam kegiatan bedah buku Mozaik Rempah yang di insiasi oleh Orwil ICMI Maluku Utara dalam sesi diskusi mengatakan bahwa kekuatan sejarah masa lalu Ternate Maluku Utara sebagai Kota Rempah tidak sebatas pada mainstreem reproduski pencapaian pada masanya dengan eforia.

Namun harus diorientasikan pada semangat yang mendinamisir kekuatan kolektif untuk mengorkestrasi konstruksi masa depan dengan mempelajari gagasan besar sebagai inspirasi dan motivasi untuk memobilisasi kekuatan kejayaan yang mendorong inovasi, kreasi dan daya saing generasi saat ini menuju kejayaan dan pencapaian masa depan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Sebagai kota unggul (city brand) dengan karya dan pencapaian masa lalu yang gemilang sejatinya menjadi Support System bagi generasi saat ini untuk mendorong daya saing rempah menjadi nilai utama kompetensi (core value competence), dan harus didefenisikan secara terukur baik regulasi, struktur kelembagaan.

Sebagai penguatan sistem pada aksi kristalisasi gerakan membumikan rempah, maupun gerakan penguatan ekonomi berbasis rempah agar mampu memberi nilai tambah dan perbaikan penghasilan masyarakat tidak sekedar pada tataran narasi.

Namun harus didorong pada penguatan aksi, edukasi, sosialisasi Ternate sebagai Kota Rempah menjadi City Brand yang berbasis pemberdayaan, penguatan sosial dan ekonomi yang menjanjikan masa depan generasi saat ini dan mendatang.

Secara struktural, gagasan kota rempah ini harus di perkuat dengan regulasi, struktur kelembagaannya, melalui perangkat Pemerintah Daerah sampai di basis Kelurahan guna memperkuat jaringan program dan kegiatan yang mendorong akselerasi pertumbuhan dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.

Serta penguatan tata kelola produksi tanaman cengkih dan pala untuk mendukung mata rantai pasokan dan pencadangannya bagi kelangsungan produksi melalui program petani smart, guna menjaga ketersediaan pasokan sekaligus meningkatkan produksi yang menjadikan cengkih dan pala sebagai bahan baku utama industri farmasi, obat obatan herbal dan kosmetik berbasis rempah.

Sedangkan rempah yang telah diolah melalui kebijakan diversifikasi memiliki nilai ekonomis sangat menjanjikan dimana melalui produk derivatif bernilai komersil mampu memenuhi segmen pasar industri baik farmasi, kecantikan dan kuliner dengan aktifitas perdagangan rempah berbasis digital saat ini.

Mampu mendorong daya ekspansinya secara luas menghubungkan masyarakat lokal dapat berinteraksi dipasar global untuk kepentingan perdagangan dan investasi masa depan sebagai episode keberlanjutan kebangkitan jalur rempah babak baru.

Mencermati gagasan Ternate sebagai Kota Rempah dalam lintasan perjalanan waktu sampai saat ini masih belum tersaji progresnya secara memadai, baik regulasi kelembagaan sebagai dasar konstruksi kota rempah dengan menggalang institusi perguruan tinggi, swasta, masyarakat sipil.

Baca Halaman Selanjutnya..

Community development untuk turut mengambil bagian berdasarkan perannya masing-masing maupun pembangunan infrastrukturnya sebagai indikator kemajuan belum terbangun tata kelola secara progresif partisipatif.

Kondisi ini terkesan keterlibatan masyarakat masih terbatas baik dari aspek sosialisasi, edukasi maupun keterlibatan perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan masih terkonsentrasi pada urusan anggaran dan terpusat pada pemerintah daerah semata, sehingga belum sepenuhnya berbasis partisipatif.

Hal ini tercermin pada kegiatan-kegiatan cerimonial yang terkonsentrasi melalui pemerintah daerah, meskipun ada keterlibatan masyarakat, namun belum sepenuhnya kegiatan tersebut terdistribusi secara merata sampai dibasis kelurahan dan RT/RW.

Di sisi lain belum tersedianya infrastruktur dasar maupun pendukung seperti Show Room yang representatif untuk ikon kota rempah, laboratorium rempah sebagai pusat penelitian dan pengembangan dalam kebijakan diversifikasi produk dan ekonomi.

Belum tersedianya Balai Rempah sebagai pusat wisata edukasi dan belum tersedianya pusat pembangunan industri rempah berskala besar baik kuliner dan kosmetik masih terbatas hanya berbasis pada industri rumahan saja, dan belum terkoneksi dengan pasar yang menjanjikan.

Sehingga produk lokal yang di insiasi pelaku UMKM berbasis rempah belum mampu menembus pasar global dan menjadi faktor penyebab terdegradasinya keberadaan komuditas cengkeh dan pala di Maluku Utara khususnya di Ternate sebagai salah satu keunggulan historis belum mengalami transformasi menjadi produk ekonomi komersil.

Sehingga mempengaruhi perlambatan untuk tumbuh dan berkembang sebagai penyokong plasma ekonomi nasional, meskipun ada perhatian pemerintah namun secara konsisten tingkat keberlangsungannya masih terbatas.

Kota Ternate Masih Terus Berbenah
Memang disadari sepenuhnya kinerja pemerintah Kota Ternate pada periode awal dibawah kepemimpinan DR. M. Tauhid Soleman MSi memiliki waktu terbatas hanya 3,5 tahun saja.

Baca Halaman Selanjutnya..

Meskipun demikian banyak prestasi telah ditorehkan baik dalam bidang perencanaan pembangunan, pengendalian inflasi dan peningkatan investasi serta penanganan Covid19.

Maupun pelaksanaan program percepatan pemulihan ekonomi dan transformasi digital, termasuk Pilkada serentak tahun 2024 ini dinyatakan berhasil, serta pencapaian prestasi lainnya dengan bertabur penghargaan baik dalam maupun luar negeri.

Walaupun demikian namun masih menyisahkan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama melalui sinergi dan kolaborasi semua pihak untuk berbenah menuntaskan yang masih terbengkalai dan merampungkan yang masih tercecer dan mangkrak.

Salah satunya adalah agenda penguatan Ternate sebagai Kota Rempah yang menjadi issu tematik, untuk terus didoromg melalui penyiapan regulasi, penguatan kelembagaan, infrastruktur, alokasi anggaran yang memadai maupun SDM berbasis literasi rempah untuk menggali potensi dan kemampuan dalam mengorkestrasi konstruksi gagasan masa depan.

Ada harapan publik yang besar di periode kedua ini untuk mendorong penguatan aksi kota rempah melalui riset dan penelitian berkelanjutan melibatkan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRINDA), BAPPELITBANGDA, Kampus, Community Development untuk merumuskan keberlanjutan pengembangan konsep, konteks dan konten Kota Rempah dan mendorong optimalisasi peran masyarakat secara partisipatif.

Pada aksi penguatan dan pengembangan untuk menyelaraskan antara spirit kejayaan masa lalu Kota Rempah sebagai motivasi besar dengan terobosan yang terukur bagi akselerasi percepatan pembangunan yang terkoneksi dengan berbagai sektor untuk mendorong peningkatan nilai tambah bagi masyarakat dan investasi menuju masa depan Kota Ternate.

Sebagai pusat pengembangan industri rempah terbesar di Asia Tenggara. Semoga di Hari Jadi (Hajat) Kota Ternate yang ke-774 ini merupakan titik kebangkitan dan spirit baru untuk memperkuat City Brand  Ternate sebagai Kota Rempah dengan berbagai aksi terobosan, penguatan dan pengembangan berbasis ekonomi dan investasi bagi kejayaan masa depan. (*)

Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Senin, 30 Desember 2024
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2024/12/senin-30-desember-2024.html

Exit mobile version