Bobong, malutpost.com — Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Taliabu, Maluku Utara saat ini fokus untuk menangani stunting.
Makanya, Dinas Kesehatan menggelar kegiatan dengan tema, penguatan hulu dan hilir percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.
Upaya ini dilakukan agar kedepan, Kabupaten Taliabu zero stunting atau terbebas dari stunting.
Kegiatan sosialisasi yang digelar Kamis, 11 Juli 2024 dipusatkan di aula II eks kantor Bupati Pulau Taliabu.
Turut hadir tiga orang pembicara. Yaitu guru besar sekaligus pakar ilmu gizi kesehatan masyarakat (Kesmas) dari Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, MSc.,SpGK.
Selanjutnyas ada ahli kesehatan di bidang stunting dan praktek pengasuhan anak, DR. Dra. Endang Ruswiyani.,MPd dan DR. dr. Lucy Widasari., Msi.
Kepala Dinas Kesehatan Pulau Taliabu, Kuraisia Marsaoly ketika diwawancarai awak media usai kegiatan menjelaskan, maksud diselenggarakan kegiatan ini sebagai penguatan dari hulu hingga hilir demi membangun kolaborasi yang kuat dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten untuk mempercepat penurunan stunting.
“Besar harapan kami, kegiatan yang dilaksanakan hari ini (Kamis kemarin) benar-benar menjadi solusi bagi pihak-pihak terkait. Terutama menyangkut kelemahan-kelemahan kita dalam menangani stunting. Sehingga, kita bisa menemukan solusi tepat untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu,”ungkapnya.
Lanjut Kuraisia, berdasarkan dari hasil survei, kesehatan di Indonesia berbeda dengan hasil intervensi serentak yang digelar Juni 2024 lalu.
Akan tetapi, Kuraisia mengatakan, pihaknya berpatokan pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Baca Halaman Selanjutnya…
“Hasil dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), kami saat ini berada diangka kurang lebih 10 persen. Namun di hasil, kita di Taliabu naik 6,9 persen atau berada diangka 30 persen. Jadi data SKI ini yang kami jadikan patokan strategi percepatan penurunan stunting,”paparnya.
Ia berharap, melalui pembekalan komunitas Sehati ini, seluruh peserta yang terlibat, mulai dari kader Posyandu, kader BKB, TPK, Yagamei dan PAUD bisa berkolaborasi.
Terutama soal pengukuran dan penimbangan ulang atau pendataan keluarga beresiko stunting.
Sehingga, kata Nuraisia, pihaknya bisa mendapatkan data yang valid untuk dijadikan acuan penanganan stunting di Kabupaten Taliabu.
Menurutnya, data yang valid akan menjadi langkah kebijakan daerah untuk menyusun strategi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.
Menjadikan Taliabu kedepan terbebas dari stunting menjadi perhatian serius Bupati Aliong Mus sebagai orang tua asuh.
Ikut terlibat juga, Ketua TP PKK Pulau Taliabu hingga para camat yang sudah dikukuhkan masuk dalam program Sehati.
“Mereka semua merupakan orang tua yang peduli terhadap stunting,”tandas Nuraisia.(nox/pn/aji)