Ternate, malutpost.com – Merasa lelah dan penat dengan rutinitas sehari-hari. Ada kalanya kamu membutuhkan tempat untuk melepas penat. Salah satu tempat yang bisa menjadi tempatmu healing adalah wisata Pantai Baru Ma Adu, Pulau Hiri, Kota Ternate, Maluku Utara.
Pantai yang terletak di Kelurahan Tomajiko ini, menyajikan pemandangan alam indah saat matahari terbenam atau sunset yang eksotik.
Saat ini, kamu memiliki kesempatan untuk menanti momen indah menikmati pemandangan matahari terbenam. Pasalnya, pemuda Kelurahan Tomajiko tenga membuat kegiatan camping di pantai Baru Ma Adu, Tomajiko pada 17-18 Mei 2024 ini.
Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut akan disajikan juga dengan beberapa agenda menyenangkan, seperti mancing malam hari, sedekah puisi, menanam kelapa di tepi pantai hingga mengenal kuliner khas warga Hiri.
“Ini menjadi langkah awal kita mempromosikan dan mengembangkan wisata pesisir Pulau Hiri, khususnya di Kelurahan Tomajiko. Ini atas inisiatif pemuda Tomajiko karena mengingat di pulau ini memiliki potensi melimpah. Wisata alam, bahari, budaya, kuliner hingga sejarah. untuk wisata alam bawah laut pun tidak kalah menarik dengan daerah lain,”kata Ketua Pemuda Tomajiko, Suryadi Saleh melalui rilis yang diterima malutpost.com, Senin (13/5/2024).
Dia menyebut, salah satu potensi wisata ialah batu lobang dan kuliner berupa sagu khas Hiri (sagu stir/huda raru saya) yang berbentuk bulat dan punya motif dan bentuk sangat berbeda dengan sagu atau pada umumnya di Maluku Utara.
“Saya dan pengurus pemuda Tomajiko melaksanakan agenda ini karena kami berfikir potensi paling penting untuk pengembangan kelurahan kami adalah potensi pariwisata. Jadi kami memulai dengan niat yang baik demi masa depan Pulau Hiri. dan untuk jangka waktu beberapa tahun ke depan kami akan fokus konsolidasi mengenai kepariwisataan Pulau Hiri,”tambah Suryadi.
Baca halaman selanjutnya…
Suryadi berujar, untuk kegiatan camping, pihaknya juga menyiapkan alat pancing karena di pesisir Tomajiko yang dihidupi pelbagai jenis bebatuan, rerumputan, pepohonan alami serta ikan jenis goropa, kaka tua, dan lain-lain bisa di dapat dengan mudah menjadi daya tarik tersendiri,”papar dia.
Koordinator mancing, Zulkifli Tomahir, menyebut agenda hau gamam madaha (mancing malam) juga disiapkan joran tradisional, umpan dan perahu tradisinal (oti sama-sama).
Dari sini, pengunjung bisa tahu metode tradisional dalam menangkap jenis ikan goropa, bubara dan lainnya yang terdapat dalam pengetahuan tradisional warga setempat.
“Misalnya ada ikan yang bila ditangkap, tidak bisa ada cahaya, ada juga ikan yang butuh sedikit pencahayaan. Di sini bisa mancing dari atas batu, bahkan dari atas perahu. Jenis mancing juga macam-macam, seperti hau sirofu, hau duda-duda, hau sirabu, hau tango, hau madoda, hau buang-buang, hau tobo-tobo, bahkan jenis ikan bubara bisa ditangkap pakai tombak yang disebut kalawai, serta jenis pana (jubi-jubi) tradisional,”papar pria yang akrab dengan dipanggil Kiven itu.
Kegiatan tersebut juga akan diramaikan dengan kelompok penyelam dan dilanjutkan pada Sabtu malam dengan agenda Puisi Bersedekah bersama komunitas Teater Anak Bangsa (TAB) Maluku Utara.
Berikut item-item kegiatan camping antara lain:
- Penanaman kelapa bido disepanjang pesisir Tomajiko. kami telah sediakan 40 bibit kelapa bido. kemudian kami juga sedang mengumpulkan bibit kelapa joma (igo joma) dan kelapa ratu (igo ratu).
- Hau Gamam Madaha (Mancing Malam). program ini akan menggunakan perahu nelayan tradisional serta peralatan tradisonal. Harapannya ini menjadi bentuk pengaweta dan pelestarian pengetahuan lokal dalam menangkap ikan dan menjaga eksistem laut yang bersih dan indah.
- Pengenalan Kuliner khas Pulau Hiri, seperti ada lobster, gatang kanari dan sagu stir. Harapannya ke depan ada pengembangan wisata kuliner khas Hiri dan Ternate yang berpusat di kelurahan Tomajiko. terutama ini berbicara mengenai pangan lokal yang semakin hari makin tenggelam ditengah zaman komsumtif ini.
- Puisi bersedekah untuk Pangaji Baba Lifa di Tomajiko. Program ini melatih generasi tingkat SD dan SMP untuk kembali menumbuhkan tradisi leluhur berupa keahlian membaca dolo bolo, dalil, tifa dan dalil moro, tamsil, rorasa dan sebagainya. pendeknya, puisi bersedekah dilaksanakan untuk menjaga generasi dalam berkesenian sesuai dengan nilai2 luhur yang diajrkan para pendahulu. (ikh)